Selasa, 23 Maret 2010

teori''big bang''yang menghancurkan paham materialisme

GAGASAN KUNO ABAD 19:
ALAM SEMESTA KEKAL
Photobucket
Gagasan yang umum di abad
19 adalah bahwa alam
semesta merupakan kumpulan
materi berukuran tak hingga
yang telah ada sejak dulu kala
dan akan terus ada
selamanya. Selain meletakkan
dasar berpijak bagi paham
materialis, pandangan ini
menolak keberadaan sang
Pencipta dan menyatakan
bahwa alam semesta tidak
berawal dan tidak berakhir.
Materialisme adalah sistem
pemikiran yang meyakini
materi sebagai satu-satunya
keberadaan yang mutlak dan
menolak keberadaan apapun
selain materi. Berakar pada
kebudayaan Yunani Kuno, dan
mendapat penerimaan yang
meluas di abad 19, sistem
berpikir ini menjadi terkenal
dalam bentuk paham
Materialisme dialektika Karl
Marx.
Para penganut materalisme
meyakini model alam semesta
tak hingga sebagai dasar
berpijak paham ateis mereka.
Misalnya, dalam bukunya
Principes Fondamentaux de
Philosophie, filosof materialis
George Politzer mengatakan
bahwa "alam semesta
bukanlah sesuatu yang
diciptakan" dan
menambahkan: "Jika ia
diciptakan, ia sudah pasti
diciptakan oleh Tuhan dengan
seketika dan dari ketiadaan".
Ketika Politzer berpendapat
bahwa alam semesta tidak
diciptakan dari ketiadaan, ia
berpijak pada model alam
semesta statis abad 19, dan
menganggap dirinya sedang
mengemukakan sebuah
pernyataan ilmiah. Namun,
sains dan teknologi yang
berkembang di abad 20
akhirnya meruntuhkan
gagasan kuno yang dinamakan
materialisme ini.
ASTRONOMI MENGATAKAN:
ALAM SEMESTA DICIPTAKAN
Pada tahun 1929, di
observatorium Mount Wilson
California, ahli astronomi
Amerika, Edwin Hubble
membuat salah satu
penemuan terbesar di
sepanjang sejarah astronomi.
Ketika mengamati bintang-
bintang dengan teleskop
raksasa, ia menemukan bahwa
mereka memancarkan cahaya
merah sesuai dengan
jaraknya. Hal ini berarti bahwa
bintang-bintang ini "bergerak
menjauhi" kita. Sebab,
menurut hukum fisika yang
diketahui, spektrum dari
sumber cahaya yang sedang
bergerak mendekati pengamat
cenderung ke warna ungu,
sedangkan yang menjauhi
pengamat cenderung ke
warna merah. Selama
pengamatan oleh Hubble,
cahaya dari bintang-bintang
cenderung ke warna merah.
Ini berarti bahwa bintang-
bintang ini terus-menerus
bergerak menjauhi kita.
Jauh sebelumnya, Hubble telah
membuat penemuan penting
lain. Bintang dan galaksi
bergerak tak hanya menjauhi
kita, tapi juga menjauhi satu
sama lain. Satu-satunya yang
dapat disimpulkan dari suatu
alam semesta di mana segala
sesuatunya bergerak menjauhi
satu sama lain adalah bahwa
ia terus-menerus
"mengembang".
Agar lebih mudah dipahami,
alam semesta dapat
diumpamakan sebagai
permukaan balon yang sedang
mengembang. Sebagaimana
titik-titik di permukaan balon
yang bergerak menjauhi satu
sama lain ketika balon
membesar, benda-benda di
ruang angkasa juga bergerak
menjauhi satu sama lain ketika
alam semesta terus
mengembang.
Sebenarnya, fakta ini secara
teoritis telah ditemukan lebih
awal. Albert Einstein, yang
diakui sebagai ilmuwan
terbesar abad 20, berdasarkan
perhitungan yang ia buat
dalam fisika teori, telah
menyimpulkan bahwa alam
semesta tidak mungkin statis.
Tetapi, ia mendiamkan
penemuannya ini, hanya agar
tidak bertentangan dengan
model alam semesta statis
yang diakui luas waktu itu. Di
kemudian hari, Einstein
menyadari tindakannya ini
sebagai 'kesalahan terbesar
dalam karirnya'.
Apa arti dari mengembangnya
alam semesta?
Mengembangnya alam
semesta berarti bahwa jika
alam semesta dapat bergerak
mundur ke masa lampau,
maka ia akan terbukti berasal
dari satu titik tunggal.
Perhitungan menunjukkan
bahwa 'titik tunggal' ini yang
berisi semua materi alam
semesta haruslah memiliki
'volume nol', dan 'kepadatan
tak hingga'. Alam semesta
telah terbentuk melalui
ledakan titik tunggal
bervolume nol ini.
Ledakan raksasa yang
menandai permulaan alam
semesta ini dinamakan 'Big
Bang', dan teorinya dikenal
dengan nama tersebut. Perlu
dikemukakan bahwa 'volume
nol' merupakan pernyataan
teoritis yang digunakan untuk
memudahkan pemahaman.
Ilmu pengetahuan dapat
mendefinisikan konsep
'ketiadaan', yang berada di
luar batas pemahaman
manusia, hanya dengan
menyatakannya sebagai 'titik
bervolume nol'. Sebenarnya,
'sebuah titik tak bervolume'
berarti 'ketiadaan'.
Demikianlah alam semesta
muncul menjadi ada dari
ketiadaan. Dengan kata lain,
ia telah diciptakan. Fakta
bahwa alam ini diciptakan,
yang baru ditemukan fisika
modern pada abad 20, telah
dinyatakan dalam Alqur'an 14
abad lampau: "Dia Pencipta
langit dan bumi" (QS. Al-
An'aam, 6: 101)
Teori Big Bang menunjukkan
bahwa semua benda di alam
semesta pada awalnya adalah
satu wujud, dan kemudian
terpisah-pisah. Ini diartikan
bahwa keseluruhan materi
diciptakan melalui Big Bang
atau ledakan raksasa dari satu
titik tunggal, dan membentuk
alam semesta kini dengan
cara pemisahan satu dari yang
lain.
Sumber:www.harunyahya.com .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar