Jumat, 09 April 2010

sejarah valentino rossi di moto GP

VALENTINO ROSSI dilahirkan
di Urbino tanggal 16 Februari
1979. Anak dari Graziano Rossi
[juara tiga 250 cc World
Championship tahun 1979],
Valentino, mulai membalap di
kejuaraan motor mini pada
tahun 1992.
Tahun 1993 memulai debutnya
bersama Cagiva di kejuaraan
Italiano Sport Production kelas
125 cc dan menduduki posisi
ke-12 musim itu. Tahun 1994
masih bersama Cagiva ia
menduduki urutan pertama di
klasemen. Tahun 1995 ia
pindah ke tim Sandroni-Aprilia
dan memenangkan kejuaraan
125 cc Italia dan di tahun yang
sama berada di urutan ketiga
di kompetisi Eropa.
Tanggal 31 Maret 1996,
kesempatan itu datang juga,
debut di kejuaraan dunia kelas
125 cc masih bersama Aprilia
di tim Scuderia AGV,
Valentino terbang ke Malaysia
untuk balapan pertamanya.
Dia masih berusia 17 tahun,
berat 70 kg, termasuk pemain
paling berat di kelasnya. Saat
itu dia finish di urutan
keenam. Kemudian di seri
berikutnya di Spanyol dan
Italia, Valentino finish di
urutan keempat.
Kemudian Valentino akhirnya
berhasil naik podium di
Austria, saat dia finish di
urutan ketiga. Hari itu tanggal
4 Agustus 1996. Tavullia pun
mengadakan pesta. Itu belum
semuanya. Dua minggu
kemudian dia menang di Brno
dan kemudian berada di posisi
kelima saat berlomba di
Imola. Dengan sedikit kecewa,
karena Imola hanya
sepelemparan batu dari kota
kelahirannya!
- Final Championship position
[125 cc musim 1996] : urutan
ke-9 dengan 111 angka
- Menang: 1 kali [GP Ceko]
Pada tahun 1997, Valentino
kembali mencoba merintis
jalan untuk meraih gelar juara
dunia di kelas 125 cc dan kali
ini dia berhasil, meraih 11
kemenangan dalam satu
musim: diantaranya termasuk
kemenangan di Mugello dan
Imola. Setiap kemenancan
Valentino selalu dimeriahkan
dengan aksi kreatif khas Vale:
mulai dari bergaya ala Robin
Hood sampai dengan
membawa sebuah boneka
karet yang diberikan oleh
fansnya.
- Menjadi pembalap termuda
kedua [18 tahun 196 hari] yang
meraih gelar juara dunia 125
cc bersama Nastro Azzura
Aprilia Team
- Final Championship position
[125 cc musim 1997] : urutan
ke-1 dengan 321 angka
- Menang : 11 kali [Malaysia,
Spanyol, Italia, Perancis,
Belanda, Imola, Jerman,
Brasil, Inggris, Catalunya dan
Indonesia]
Tahun 1998 Vale naik ke kelas
250cc, tetap bersama tim
Aprilia Nastro Azzura, dan
setelah melalui awal yang
buruk [banyak sekali
mengalami kecelakaan saat
membalap], Vale
memenangkan lima seri
terakhir musim itu meskipun
tidak bisa meraih gelar juara
dunia [sebagai catatan, musim
itu setiap kali Vale berhasil
finish tidak pernah di luar tiga
besar, selalu naik podium].
- Final Championship position
[250 cc musim 1998] : urutan
ke-2 dengan 201 angka
- Menang : 5 kali [Belanda,
Imola, Catalunya, Australia
dan Argentina]
Tahun 1999 Vale yang masih
betah di Aprilia, memulainya
dengan tidak
menggembirakan, tapi setelah
dua seri, dia bangkit dan
memulai serangkaian sukses
sampai akhir musim dengan 9
gelar juara seri, dan
membawanya menjadi juara
dunia kelas 250 cc saat dia
baru berusia 20 tahun.
- Menjadi pembalap termuda
[20 tahun 250 hari] yang
meraih gelar juara dunia 250
cc bersama Aprilia Grand Prix
Racing Team
- Final Championship position:
urutan ke-1 dengan 309 angka
- Menang : 9 kali [Spanyol,
Italia, Catalunya, Inggris,
Jerman, Ceko, Australia,
Afrika Selatan dan Brasil]
Tahun 2000, Valentino berkat
pendekatan dari Michael
Doohan, memutuskan pindah
ke tim baru, Nastro Azzuro
Honda, dan hijrah ke kelas
lebih tinggi 500 cc. Sampai
setengah musim Vale tampak
berusaha menyesuaikan diri
dengan motor barunya, dia
sering terjatuh, sama seperti
saat dia baru masuk ke kelas
125 cc dan 250 cc, dan
kemudian bangkit di
pertengahan musim. Vale
mulai stabil naik podium demi
podium, tapi kebangkitannya
sudah terlambat, karena
selisih nilai dengan Kenny
Roberts terlanjur jauh.
Sampai akhir musim Vale
mengoleksi dua gelar juara
[Inggris dan Brasil], 3 posisi
kedua dan 5 posisi kelima
dengan total poin 209, dan itu
sudah cukup membuatnya
menduduki urutan kedua
dunia dan menyabet gelar
Rookie of The Year. Dengan
kata lain, Vale harus
menunggu gelar juara
dunianya sampai musim 2001.
Tahun 2001, seperti
diperkirakan pengamat,
menjadi tahunnya Rossi.
Empat seri pertama musim ini
menjadi milik Valentino. Dan
gp seri 14 di Phillip Island
circuit Australia jadi saksi
penobatan Rossi sebagai juara
dunia, melengkapi koleksi
gelar juara dunia menjadi tiga
kali dan pembalap termuda
sepanjang sejarah yang
pernah meraih juara dunia di
tiga kelas yang berbeda.
Lahir untuk balap
Rossi memang dilahirkan
untuk menjadi pembalap, Ia
tumbuh dilingkungan yang
sangat mendukung karirnya.
Ayahnya, Graziano Rossi
adalah seorang pembalap
besar dimasa ’70-an. Otomatis
ia besar dilingkungan yang
kental atmosfer balap. Ketika
anak-anak seusianya asyik
dengan mainannya, Rossi
bermain dengan motor balap
sungguhan di tengah paddock
pembalap ternama Luca
Cadalora ataupun Loris
Reggiani.
Entertainer
Saat pertama bergabung di Gp
500cc bersama tim bekas
Doohan, yang dikepalai oleh
seorang mekanik handal
Australia bernama Jerremy
Burgess, suasana paddock
sangat terpengaruh perangai
Doohan yang temperamental.
Semua mekanik dan staff tim
tampak serius dan cenderung
penuh tekanan. Suasana ini
buat Rossi sungguh tak masuk
akal, menurutnya ia tak bisa
membayangkan membalap
tanpa merasa fun, kemudian
waktu ia mulai menang, ia
bertekad untuk merayakan
besar-besaran, menurutnya ia
cuma ingin melakukan sesuatu
yang baru, menunjukkan
emosi memenangkan balap.
Sejak saat itulah, pesta
kemenangan jadi ciri khasnya.
Tak hanya bersama teman,
juga ribuan pendukungnya
yang memadati sirkuit.
Dengan aksi-aksinya, Rossi
bagaikan magnet yang
menarik orang untuk
menonton GP. Para pecinta GP
tentu masih ingat akan
aksinya memboncengkan
fansnya yang berkostum ayam
berkeliling sirkuit, aksinya
memboncengkan fans yang
berpakaian dokter, ia juga
pernah membonceng angka
satu raksasa sebagai simbol
juara dunia, juga aksi wheelie
dan burnout nya yang sudah
tak terhitung setiap
memperoleh kemenangan. Ia
juga kerap memberikan
kneepad atau topi nya kepada
fansnya dengan melemparnya
saat berada di podium.
“ Valentino itu petarung hebat.
Tetapi ia juga tahu kalau kita
berada ditengah bisnis
hiburan. Jadi ia juga suka
menghibur, ” kata Burgess.
Julukan Rossi
Dalam perjalanan balapnya
rossi kerap berganti julukan
dan melakukan hal-hal yang
menarik perhatian dan
menghibur. Ia beralasan
bahwa semuanya itu dilakukan
dimulai dengan niat
bersenang-senang dan
melakukan sesuatu yang lucu.
Rossifumi Julukan Rossi yang
diciptakan oleh temannya saat
Rossi membalap di kelas 125cc
julukan ini tercipta karena
Rossi kagum dengan
pembalap Jepang yang khas
dengan rambut panjangnya,
Norick Abe yang saat itu
berumur 17 tahun dan dengan
gigih bertarung dengan
Michael Doohan dan Kevin
Scwantz dikelas 500cc, karena
nama asli pembalap Jepang itu
Norifumi Abe maka Rossi
dijuluki Rossifumi.Tahun 2004
Rossi dan Abe sama-sama
membela Yamaha berada
dalam beda tim namun satu
grafis,yaitu dominasi warna
biru.Rossi berada di tim
Gauloises Fortuna Yamaha
Team sedangkan Abe
bernaung di Fortuna Gauloises
Tech 3 Yamaha Team.
Valentinik Julukan ini berasal
dari tokoh kartun Daffy Duck
yang menjadi superhero yang
di Italia bernama Paperinik.
Julukan ini dipakainya pada
saat membalap di kelas 250cc.
The Doctor Setelah naik ke
kelas 500cc pada musim 2000
Rossi menjuluki dirinya dengan
The Doctor karena membalap
di kelas 500cc butuh
keseriusan dan ia merasa
dirinya bukan anak kecil lagi,
selain itu ia juga menyukai ide
sebagi illmuwan gila dan
melakukan eksperimen edan,
ia menganggap pantas
memakai julukan itu setelah
mendapatkan prestasi sebagai
juara dunia. ”Di balap 500cc
kita tidak butuh superhero.
Yang kita perlukan cuma
tenang, kalem, dan pemikir
seperti dokter, ”ucapnya.
Disamping itu, nama Valentino
di Italia kebanyakan
digunakan oleh para dokter.
Ia juga mulai mengurangi
perayaan kemenangan yang
dianggapnya sudah tak pantas
ia lakukan. “Cukup dengan
melambai seperti pembalap
lain, lalu malamnya pesta
habis-habisan bareng sahabat-
sahabat saya. ”
Pindah ke Yamaha
pada akhir musim 2003
menjelang musim 2004
Valentino Rossi membuat
keputusan yang mengejutkan.
Ia memutuskan hijrah dari tim
yang dibelanya waktu itu yaitu
tim pabrikan Honda, Repsol
Honda HRC yang telah
mengantarkan dirinya meraih
juara dunia 2002 dan 2003
serta membawa Doohan
merebut juara dunia 1994,
1995, 1996, 1997, 1998 juga
Alex Criville menjadi juara
dunia 1999. Rossi memutuskan
meninggalkan tim super
tersebut dan memilih
bergabung bersama tim
Yamaha, yang terakhir meraih
juara dunia pada tahun 1992
melalui pembalap Wayne
Rainey. Rossi tidak pindah ke
tim Yamaha sendirian, ia juga
membawa Jerremy Burgess,
kepala mekaniknya yang
dahulu juga menangani
Doohan dan Criville. Mereka
melakukan serangkaian tes
membenahi teknologi motor
Yamaha YZR M1 milik Rossi
agar mampu menandingi
motor terkuat di MotoGP saat
itu, RC211V milik Honda.
Mengenai kepindahannya ini,
banyak yang tak mengira dan
pesimis ia akan mampu
mempertahankan gelar
juaranya. Salah satu
pernyataan pesimis datang
dari Max Biaggi, musuh
bebuyutannya mengatakan,
“ Aku tak menyangka ia pindah
ke Yamaha, tapi
bagaimanapun juga akan sulit
mengalahkan Honda. Bahkan
Rossi sendiri kurang optimis ia
mampu mempertahankan
juara dunianya. “Kami
membutuhkan waktu untuk
tampil kompetitif, untuk
menang pada musim pertama
bersama Yamaha jelas sangat
sulit ”. Tapi ia mementahkan
semua pandangan pesimis
tersebut. bahkan pada seri
pertama musim 2004 di GP
Welkom, Afrika Selatan ia
mengalahkan Max Biaggi yang
mengendari motor Honda,
meskipun dengan perlawanan
yang sangat ketat, dengan
motor yamaha, yang
terakhirnaik podium tahun
1992 !! bahkan pada tahun
2004 dan 2005 Rossi mejadi
juara dunia bersama Yamaha!
dan menjadi pembalap
yamaha pertama yang paling
banyak juara dalam satu
musim (rossi juara 9 x pada
musim 2005)
Prestasi tertinggi
1985 Go-kart pertama.
1989 Debut balap karting 60cc.
1990 Juara kejuaraan karting
regional 60cc, menang
sembilan kali.
1991 Peringkat 5 di Kejuaraan
Junior go-kart Italia ; pertama
terjun dalam balapan
minimoto.
1992 Juara Italian minibike
Endurance.
1993 Peringkat 12 Italian 125cc
Sport Production
championship, dengan motor
Cagiva.
1994 Juara Italian 125cc Sport
Production, dengan motor
Cagiva.
1995 Juara nasional Italia
125cc; peringkat 3 125cc
Kejuaraan Eropa; peringkat 11
di Kejuaraan, Spanish Open
125cc semuanya dengan motor
Aprilia.
1996 Peringkat 9 Grandprix
125cc, Scuderia AGV,
peringkat 10 kejuaraan Eropa
125cc dengan motor Aprilia.
1997 Juara Dunia Grandprix
125cc, Nastro Azzurro Aprilia,
Meraih 11 kemenangan dari 15
balapan, Termasuk menjuarai
GP di sirkuit Sentul.
1998 Runner up Grandprix
250cc, Nastro Azzurro Aprilia.
1999 Juara Dunia Grandprix
250cc, Aprilia Grand Prix.
2000 Runner up Grandprix
500cc, Nastro Azzurro Honda.
2001 Juara Dunia Grandprix
500cc, Nastro Azzurro Honda.
2002 Juara dunia Motogp,
Repsol Honda Team.
2003 Juara dunia Motogp,
Repsol Honda Team.
2004 Juara dunia Motogp,
Gauloises Fortuna Yamaha
team.
2005 Juara dunia Motogp,
Gauloises Yamaha team.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar